Berikut Beberapa Jenis Pakaian Adat Sulawesi Selatan Yang Masih Sering Digunakan Di Masyarakat

Pakaian adat dari Sulawesi Selatan memiliki beragam adat dan ciri khas. Corak dan motif menunjukkan identitas budaya suku bangsa di Sulawesi bagian selatan. Setidaknya ada tiga suku besar di Sulawesi selatan, dari Makassar, Bugis hingga Toraja. Sampai saat ini mereka masih memiliki pakaian nenek moyang mereka. Berbagai jenis baju adat Sulawesi Selatan juga memiliki sejarahnya masing-masing.

Masyarakat di Sulawesi Selatan biasanya memakai pakaian adat Sulawesi Selatan pada acara-acara tertentu. Di bawah ini adalah beberapa jenis pakaian adat Sulawesi Selatan yang masih sering digunakan di masyarakat.

  1. Baju Adat Sulawesi Selatan, Baju Bodo

Baju bodo sudah ada sejak lama. Baju bodo juga merupakan salah satu pakaian tradisional tertua di Indonesia. Baju ini merupakan baju adat Bugis Sulawesi Selatan.

Dalam prosesnya, Bajubodou mendapatkan beberapa penyesuaian. Pada awalnya baju ini tampil menggunakan kain transparan. Namun, setelah masuknya Islam, berubah menggunakan jenis kain yang lebih tebal.

Pakaian adat Sulawesi Selatan, Bajuboard, ditujukan untuk wanita dengan desain yang unik. Bentuknya seperti persegi panjang dan berlengan pendek. Warnanya juga berubah dengan maksud menjadi simbol usia dan status pemakainya.

Warna oranye melambangkan bahwa orang yang mengenakan pakaian Boro adalah seorang gadis berusia sekitar 10 tahun. Warna merah melambangkan pemakainya yang berusia sekitar 17 tahun.

Putih menunjukkan bahwa mereka berasal dari dukun dan pelayan, ungu menunjukkan bahwa mereka berasal dari janda, dan hijau menunjukkan bahwa mereka berasal dari bangsawan.

Penggunaan busana tradisional ini biasanya dipadankan dengan salon skotlandia di bagian bawah. Salon digulung dengan tangan kiri Anda dan usang.

  1. Pakaian Adat Seppa tallung Sulawesi Selatan

Seppa talung adalah pakaian adat Sulawesi Selatan dari suku Toraja. Setelan ini memiliki desain selutut yang dirancang khusus untuk pria.

Ada banyak keunikan dalam pakaian adat ini, terutama warna dan aksesoris khas suku Toraja. Biasanya dikenakan dengan aksesoris seperti Kandure, Gayan dan Lipa.

Kandure adalah hiasan manik-manik yang ditempel pada dada, ikat kepala, dan ikat pinggang. Singkatnya, Gayan adalah senjata jenis parang yang digunakan sebagai aksesori yang disembunyikan di bawah sarungnya. Lipa’ adalah kain sutra dengan berbagai motif.

Busana tradisional Sulawesi Selatan ini juga pernah dikenakan pada ajang Manhunt International 2011 dan mulai mengalami perubahan dan menjadi perhatian dunia. Ada sayap dan tanduk tambahan.

  1. Baju pokko

Pakaian adat Sulawesi Selatan Pakaian Pokko juga berasal dari suku Toraja. Namun, pakaian adat Sulawesi Selatan ini khusus untuk wanita. Salah satu ciri khas dari baju Pokko adalah warnanya yang mengesankan seperti kuning, merah dan putih.

Penggunaan pakaian Pokko biasanya ditambah dengan berbagai aksesoris khas Toraja seperti perhiasan dan manik-manik yang diletakkan di bagian dada. Ada juga tambahan gelang dan ikat kepala yang disebut Kandles.

Pakaian adat ini biasa digunakan saat menghadiri acara formal seperti pernikahan, pesta kematian dan pertunjukan seni. Pada acara informal, wanita Toraja biasanya menggunakannya tanpa Kandure.

  1. Baju Labbu

Pakaian adat Sulawesi Selatan ini disebut baju labbu. Dahulu pakaian ini hanya digunakan oleh wanita bangsawan di Kerajaan Luwu. Tapi sekarang bisa digunakan oleh wanita di semua disiplin ilmu.

Keunikan baju adat Labbu Sulawesi Selatan adalah bentuk desainnya. Lengannya panjang dan sedikit ketat. Baju ini biasanya dipadankan dengan Lipa’Sabbe dan berbagai aksesoris khas Bugis Luwu.

Seiring berjalannya waktu, gaun labbu sudah sering digunakan dalam acara adat maupun formal. Tak jarang, baju ini juga mulai di buat dengan sentuhan modern.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *