Mengenal Rejang, Suku Asli Bengkulu

Negerisatu.id – Suku Rejang merupakan salah satu suku yang terdapat di Bengkulu dan Sumatera Selatan. Salah satu kisah tentang mereka berasal dari buku William Marsden The History of Sumatra.

Marsden mengaku selain Bamalay (Melayu), Sumatera juga ada suku Minangkabau (Menancabow), Aceh (Acenese), Batak (Battas), Rejang (Redjang) dan Lampung (Lampoon).

Suku ini merupakan salah satu dari 10 suku asli yang ada di Provinsi Bengkulu. Sembilan suku lainnya adalah Besemah, Enggano, Kaur, Lembak, Melayu, Minang, Nasal, Pekal, dan Serawai. Tidak diketahui secara pasti berapa banyak orang dalam generasi ini.

Hal ini dikarenakan Rejang Indonesia pada Penduduk Indonesia Tahun 2010 tidak secara khas terbagi melainkan suku Sumatera kecuali Batak, Aceh, Melayu, dan Minangkabau.

Suku Rejang menganggap harga diri sebagai hal yang paling penting, seperti melindungi martabat perempuan, menghina pencuri, penyiksaan dan hukuman untuk perzinahan.

Akibat penyatuan kembali budaya Rejang dengan ajaran Islam, suku Rejang mengalami perubahan keyakinan pra-Islam. Sampai sekarang, budaya mereka mirip dengan pemikiran Islam.

Saat ini banyak anak Rejang yang menempuh pendidikan tinggi, seperti pendidikan guru, ilmu kesehatan, hukum, ekonomi, sastra, dan lain-lain.

Banyak yang mengejar karir sebagai pegawai negeri, pejabat tinggi, dokter, praktisi swasta, pengacara, polisi, dan berbagai hak istimewa lainnya menurut organisasi modern saat ini.
Masyarakat Adat Rejang Bengkulu dan Sumatera Selatan – Multilingualisme

Suku Rejang memiliki keragaman bahasa lisan yang besar.

Bahasa Rejang Kepahiang berbeda dengan bahasa Kabupaten Rejang Rejang Lebong yang dikenal dengan bahasa Rejang Curup, Bahasa Rejang Bengkulu Utara, Bahasa Rejang Bengkulu Tengah, dan Bahasa Rejang yang penduduknya berada di wilayah Kabupaten Lebong. Bahkan, bahasa utama Rejang hadir dalam tiga bentuk.

Bahasa-bahasa tersebut adalah sebagai berikut:

Merujuk pada Bahasa Kepahiang (mencakup kabupaten Kepahiang)

Bahasa Rejang Curup (yang meliputi Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Bengkulu Tengah, dan Kabupaten Bengkulu Utara)

Bahasa Rejang Lebong (yang meliputi Kabupaten Lebong dan Kabupaten Bengkulu Utara yang berbatasan dengan Kabupaten Lebong)

Di antara tiga kelompok bahasa Rejang, Rejang saat ini terbagi menjadi Rejang Kepahiang, Rejang Curup, dan Rejang Lebong. Namun, meskipun ketiga bahasa Rejang agak berbeda, masing-masing penutur asli bahasa Rejang mampu memahami perbedaan kata selama percakapan.

Karena perbedaan tersebut mirip dengan perbedaan linguistik dalam bahasa Inggris Amerika, Inggris British dan Inggris Australia. Menurut filosofi, ragam bahasa dalam bahasa Rejang terjadi karena sebab yang jauh, kondisi sosial, dan faktor psikologis dari suku Rejang itu sendiri.

Hal ini juga membuktikan bahwa tingkat persatuan dan kesetiaan suku Rejang masih sangat rendah dibandingkan dengan suku-suku sekitarnya lainnya, yaitu suku Lembak, Serawai, dan Pasemah.

Hal ini dikarenakan suku Rejang bukanlah suku yang berpindah-pindah sehingga status tanah mereka sangat tinggi, mereka mudah dipengaruhi oleh perpecahan yang diprakarsai oleh penjajah dari zaman rezim Hindia Belanda.

Selama ini politik separatis dipraktikkan oleh kelompok-kelompok tertentu dengan tujuan yang sama dengan tujuan Hindia Belanda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *