Berikut 6 Baju Adat Jawa Barat Beserta Ciri-Cirinya

Jawa Barat, sebagai provinsi asal Sunda, tentunya memiliki segudang budaya yang bernilai tinggi. Salah satu cita rasa budaya tersebut tercermin dari ragam busana tradisional Jawa Barat. Berikut enam baju adat Jawa Barat beserta ciri-cirinya.

  1. Baju Bedahan

Baju Bedahan merupakan salah satu baju adat Jawa Barat. Busana ini digunakan oleh orang Sunda yang memiliki status sosial rata-rata.

Pakaian bedah berupa atasan pria. Pada masa penjajahan Belanda, baju-baju ini biasa dikenakan oleh para PNS dan PNS. Kain batik kelelawar, ikat pinggang, ikat rambut, jam tangan rantai emas, alas kaki, baju bedah putih dipadukan dengan ikat pinggang. Setelah dipakai, kemeja ini terlihat seperti baju salat dengan kerah di leher.

  1. Kebaya Sunda

Saat pria memakai baju bedahan, wanita memakai kebaya Sunda. Kebaya ini bertindak sebagai atasan, seperti kebaya di daerah lain. Perbedaan kebaya Jawa dan Sunda terletak pada desain kerahnya. Jika kebaya Jawa berbentuk V-neck (V-neck), maka kebaya Sunda berdesain U-neck, dan kebaya Sunda juga didesain panjang menutupi pinggang dan paha. Mungkin juga lebih lama pada beberapa model. Warna kebaya Sunda biasanya cerah, seperti merah, ungu muda, atau putih. Pengguna Kebaya ini merata oleh kalangan masyarakat menengah ke bawah.

  1. Baju Pansi

Baju Pansi adalah baju adat yang dikenakan oleh masyarakat Sunda. Baju Pansi Sunda didesain hanya dalam satu warna, hitam. Desain baju pansi sangat sederhana. Kemeja ini terdiri dari celana ketat hitam longgar dan atasan yang disebut Salon Tren. Desainnya yang sederhana menunjukkan bahwa setelan Pansi ini diperuntukkan bagi pria Sunda dengan status sosial rendah. Dahulu, pakaian ini dikenakan oleh para petani dan pekerja. Namun, seiring berjalannya waktu, baju pangsi mulai dipakai oleh masyarakat luas.

  1. Mojang Jajaka

Dilihat dari namanya, pakaian adat Jawa Barat ini ditujukan untuk wanita muda Sunda yang belum menikah, yang juga dikenal sebagai lajang. Dalam bahasa Sunda, Mojang berarti gadis atau perawan. Jajaka, di sisi lain, berarti seorang pria yang belum pernah perawan atau menikah. Jas Mojang Jajaka dirancang untuk jas pria dan wanita. Pakaian pria berbentuk mantel tertutup, seperti bethcup lengan panjang. Warna bagian bawah sama dengan bagian atas. Pakaian wanita berupa kebaya dengan warna yang senada dengan pakaian pria. Dalam kasus anak buahnya, nenek moyang orang Sunda memakai kain kebat dengan motif batik yang dililitkan di pinggang. Namun, warnanya mungkin tidak cocok dengan warna Kebaya.

  1. Gaun pengantin

Gaun pengantin tradisional Jawa Barat umumnya dipengaruhi oleh gaun putra dan putri Sunda masa lalu. Pakaian pengantin pria terdiri dari setelan Plungedana terbuka. Menurut budaya Jawa Barat, pakaian ini melambangkan kewibawaan seorang pria. Untuk bawahan, mempelai pria melingkarkan kain bermotif batik di pinggang dengan pajangan sepanjang mata kaki. Pengantin wanita mengenakan atasan berbentuk kebaya yang terbuat dari bahan brokat berwarna cerah seperti putih, krem, dan kuning. Celana yang dikenakan oleh pengantin wanita sama dengan celana pengantin pria. Dengan kata lain, lilitkan batik di pinggang dengan panjang di bawah mata kaki. Selain itu, pengantin wanita juga memakai tali bahu, cincin permata, kalung dan gelang permata di lengan bajunya. Selain itu, ada juga mahkota yang dikenal sebagai cerutu.

  1. Aksesoris Pelengkap

Ada banyak aksesoris yang dikenakan untuk melengkapi pakaian adat Sunda. Aksesori ini bisa berupa senjata atau mahkota wanita. Mahkota yang dikenakan oleh wanita Sunda disebut cerutu. Cerutu ini biasanya dikenakan oleh pengantin wanita sebagai pelengkap gaun pengantin. Siger Sunda terbuat dari paduan logam seberat 1,5-2 kg. Cerutu ini melambangkan rasa hormat yang tinggi, kebijaksanaan dan kebijaksanaan pernikahan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *