8 Tips Merawat Batik Kesayangan Agar Tetap Awet

NEGERISATU.ID – Batik Indonesia memiliki ragam corak dan warna dipengaruhi oleh berbagai akulturasi. Pada awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah.

Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.

Batik Indonesia adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini.

Batik ialah salah satu item yang tentu dipunyai tiap warga Indonesia, tercantum kalian bukan? Selaku orang Indonesia pasti kita wajib bangga menggunakan busana batik. Terlebih UNESCO pula sudah menetapkan batik selaku peninggalan budaya Indonesia yang diakui dunia. Buat itu, menjaga batik supaya senantiasa awet serta bagus dikala dikenakan jadi salah satu perihal yang wajib dicermati, lho! Bila masih bimbang metode menjaga batik yang efisien, berikut Negerisatu. id bagikan triknya.

Buat merawatnya terdapat sebagian metode yang dapat dicoba. Ini yang wajib dicermati:

1. Metode Mencuci

Jangan cuci batik ataupun kain kesayangan dengan mesin mencuci. Hendaknya cucilah kain dengan tangan secara lembut. Lebih baik apabila tidak menguceknya dengan keras, lumayan dicelup- celup saja.

2. Pemilihan detergen

lerak merupakan detergen natural yang sangat cocok buat cuci batik. Lerak berasal dari buah lerak yang tidak memiliki bahan kimia yang bisa mengganggu kain serta corak batik. Lerak pula berperan selaku insektisida yang bisa mengusir serangga perusak kain sehingga melindungi kain senantiasa nyaman dikala ditaruh di lemari. Tetapi untuk yang kesusahan memperoleh lerak, gunakanlah sampo. Wisni menarangkan, sampo lebih nyaman dibanding cuci memakai sabun.

3. Setrika

Dikala menyetrika, jangan pakai temperatur yang sangat panas. Pakai temperatur rendah supaya tidak mengganggu kain. Tidak hanya itu, jangan pakai pelicin dikala menyetrika.

4. Penyimpanan

Simpanlah kain batik kesayangan di lemari dengan metode dilipat, bukan digantung. Wisni memperhitungkan, dilipat lebih nyaman dibandingkan digantung buat menjauhi sisa jepitan pada kain.

5. Angin- angin

Perihal berarti yang wajib diingat, keluarkan kain batik yang tidak dikenakan, seminggu ataupun 2 pekan sekali dari lemari. Setelah itu angin- angin.

6. Pisahkan pakaian batik dengan pakaian berbahan bawah yang lain.

Ini bermanfaat buat menjauhi warna batik jadi luntur akibat terkontaminasi dari pakaian yang lain. Perihal lain yang wajib dicermati merupakan mengelompokkan batik yang seragam dalam satu wadah.

7. Jauhi memakai pewangi pakaian

bila mau memakainya kalian wajib menutup terlebih dulu dengan kain berbahan tipis, kemudian semprotkan.

8. Simpan batik di dalam plastik

ini berperan supaya melindungi batik dari fauna ngengat. Jangan memakai kapur barus, sebab zat padat ini cuma hendak membuat batik kalian jadi kilat rusak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *