Berikut 5 Daftar Pakaian Adat Maluku Yang Unik

Maluku adalah provinsi yang meliputi bagian selatan Kepulauan Maluku di Indonesia. Provinsi ini berbatasan dengan Laut Seram di utara, Samudera Hindia dan Laut Arafura di selatan, Papua di timur, dan Slawesi di barat, serta kota terbesar di ibu kotanya adalah Ambon. Maluku menempati urutan ke-28 jumlah penduduk Indonesia, dengan jumlah penduduk 1.848.923 pada tahun 2020.

Sebelum era kolonial, Maluku adalah pusat perdagangan rempah-rempah secara global, yang produk utamanya adalah cengkeh dan pala. Akibatnya, Maluku dijuluki “Kepulauan Rempah-rempah” hingga hari ini. Orang-orang Maluku berbisnis dengan para pedagang di berbagai pelosok nusantara dan luar negeri, termasuk para pedagang di Cina, Arab, dan Eropa. Maluku adalah salah satu provinsi bagian dengan banyak adat dan budaya, seperti baju adat atau pakaian tradisional.

Pakaian tradisional Maluku umumnya seperti pakaian daerah lain. Dengan kata lain, pakaian dengan aksesoris sederhana. Aksesoris terbuat dari manik-manik, batu, tumbuhan, tulang binatang dan banyak lagi. Begitu pula dengan bahan pakaian. Seiring berjalannya waktu, pakaian adat Maluku, khususnya pakaian wanita, mengalami perubahan. Perubahan terkait pengaruh budaya dari Cina, Arab dan Eropa. Lambat laun, perubahan itu diterima sebagai bagian dari dirinya. Situasinya sangat besar, dan seiring perubahan zaman, perubahan kostum daerah pun bermunculan. Ada banyak jenis pakaian adat Maluku. Jenis-jenis pakaian adat Maluku adalah:

  1. Pakaian Baniang Dulunya, pakaian Baniang Dulunya merupakan pakaian adat masyarakat Jawa yang tinggal di Maluku. Seiring berjalannya waktu, pakaian ini biasa digunakan oleh orang-orang Maluku. Gaun ini juga dikenal sebagai baniang Putih. Pakaian tersedia untuk pria dan wanita.
  1. Baju Cele Baju cele, dimodelkan dengan garis-garis geometris dan biasanya dipasangkan dengan kain yang warnanya tidak jauh beda atau mirip-mirip. Warna pakaian ini biasanya cerah. Baju cele dikombinasikan dengan kain pelekat yang di salele atau disarungkan dari luar sampai batas lutut dan dipasangkan di bahu. Baju cele digunakan dalam upacara adat (pengangkatan raja, acara cuci pakaian keprovinsian, pesta keprovinsian, acara hot pella, dll). Pakaian ini dikenakan tanpa alas kaki, tetapi sandal juga bisa digunakan. Gaya rambut menggunakan roti bulan yang diperkuat dengan roti yang disebut Haspel yang terbuat dari emas atau perak.
  1. Pakaian Nona Rok, Pakaian ini berupa kebaya putih panjang dengan kancing halus seperti brokat. Gaun itu menggunakan sabuk perak yang disebut liontin. Karena itu, kostum itu dipasangkan dengan sepatu loafer hitam dan kaus kaki putih. Roknya dijahit menjadi lipatan-lipatan kecil dengan motif bunga kecil berwarna merah atau oranye, namun kondenya terbuat dari rambut asli, konde palsu siap pakai, atau kondebulan. Gaun Rok Nona ini adalah pakaian tradisional yang digunakan dalam festival-festival adat. Pakaian Nona Rok adalah versi modifikasi dari baju kimun jia.
  1. Baju Naik Baileo Baju ini sama dengan baju sele, tapi dengan atasan hitam dan sele (dengan kain sele/dipikul). Busana ini digunakan dalam acara adat dan upacara yang berkaitan dengan adat, seperti upacara adat dan untuk ritual tutup rumah. Pakaian bermotif hitam melambangkan nilai kesakralan dan wibawa. Sedangkan Kain cele bewarna merah melambangkan keberanian.
  2. Kimun Gia,Pakaian Kimun Gia dikenakan oleh Ratu Maluku utara dan memiliki desain yang sederhana seperti kebaya putih. Kimungjia menggunakan bahan satin, aksesoris berbentuk berlian dan emas. Kain songket digunakan di bawah gaun ini.

Demikian informasi mengenai baju adat provinsi maluku. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *