Nama dan makna corak Kain Batik Tuban

NEGERISATU.ID – Di samping membuat kain lurik di wilayah Tuban ini mereka membuat pula kain batik yang khas dalam penampilannya. Pemberian nama kain Tuban juga, baik kain lurik ataupun kain batiknya diambil dari alam dekat kehidupan yang sehariharinya akrab dengan mereka serta yang mereka anggap berguna dan memiliki sikap/ watak yang baik. Di samping itu terdapat pula nama- nama yang ialah kiasan ataupun bermakna simbolis.

Warga Tuban yang terkategori suku Jawa, pada corak serta pemberian nama kainnya nampak pula bermacam corak serta nama dari kebudayaan serta falsafah Hin­du Jawa, semacam antara lain: corak lar pada kain batik Tuban yang ialah lambang kekuasaan, kain lurik corak tuwuh/ tuluh ivatu lambang, kekuatan, keperkasaan( tuwuh, tuluh dapatberarti kokoh; zvatu= batu), kain lurik corak kijing miring memperingatkan pada manusia hendak akhir hayatnya.

Di samping itu corak kebudayaan Tiongkok( burung hong, bunga pioni, serta lain- lain) sangat menonjol pada kain batik Tuban, dengan penyusunan style Lok Chan( Gb. 120) dan corak Coromandel pada biasanya dipakai selaku pinggiran kain ataupun hiasan pembatas( Gb. 120). Begitu pula nampak co­rak geometrispatola( Gb. l24b, 125) pada biasanya dikira sakral.

Corak flora serta fauna umumnya dipakai buat baju seharihari, sebaliknya co­rak geometris patola pada biasanya buat upacara adat serta sakral. Pada warna serta tata warna tradisional batik Tuban( Gb. l22- 124a) nampak pergantian baik dalam tipe warna, nuansa warna ataupun tata rupanya, yang pada umum­nya didapat dengan pemakakn warna sintetis. Apalagi akhirakhir ini nampak warna sogan selaku menyesuaikan diri warna batik Solo/ Yogya( Gb. 121).

Kain batik Tuban bagi perpaduan rupanya diucap dengan bermacam sebutan, ialah: bangrod, pipitan, putihan serta irengan. Masing- masing tipe kain tersebut ditujukan, dipakai oleh golongan tertentu dengan arti tertentu.

Kain bangrod( Gb. 122) merupakan kain berlatar putih dengan corak warna merah, dari per-kataan diabang, ialah dicelup dengan warna merah serta setelah itu malamnya dilorod, jadi sebutan bangrod. Ditujukan untuk perempuan anak muda serta yang belum menikah.

Kain pipitan( Gb. 123) merupakan kain berlatar 1 putih dengan corak bertata warna merah serta biru. Pipitan berarti berdampingan, sebab itu kain dengan perpaduan warna ini ditujukan untuk orang yang sudah terdapat pasangannya, ialah yang sudah menikah.

Kain putihan( Gb. l24a, b) merupakan kain berlatar putih dengan corak bercorak biru tua. Yang bercorak geometris patola dikira kain sakral, melindungi seluruh sesuatunya dan dijadikan lambang tolak bala. Putihan dari kata mutih, ialah ritus mensucikan serta memurnikan diri dari seluruh dosa serta bercak dengan jalur berpuasa di mana orang cuma diperbolehkan minum air putih makan nasi putih sekadarnya.

Kain irengan( Gb. 125) merupakan kain berlatar gelap ataupun biru tua dengan corak bercorak putih. Kain irengan yang berarti kain gelap, dipakai oleh orang lanjut umur. Demikian pula kain irengan yang bercorak geometris/ patola dikira sakral, dipakai buat berangkat melayat serta selaku penutup jenazah demi keselamatan arwah yang wafat, sebab kematian dikira suatu yang sakral.

Sebagaimana sudah diutarakan terlebih dulu,. kain Tuban memiliki energi tariknya tertentu, paling utama kekasaran bahan dengan benang pintal tangannya, warnawarna redup yang khas walaupun yang sudah dicelup dengan zat warna sitetis, ser­ta pengerjaan yang masih tradisional de­ngan pesonanya tertentu. Nampaknya halhal inilah yang menarik orangorang asing, yang menjadikan kain Tuban benda cinderamata yang menarik serta digemarinya. Berusia ini nampak kain batik ataupun lurik Tuban terbuat buat rompi, topi, tas serta lainlain, dan nampak batik Tuban dalam wujud taplak( Gb. l26a) serta serbet serta lainlain.

2 orang perempuan Belanda yang aku tahu serta telah lama tinggal di Indo­nesia, bagi hemat aku banyak sumbangannya dalam memperkenalkan kain Tuban: Rens Herringga dengan riset serta penulisannya yang mendalam serta Wineke de Groot dengan usahanya memodifikasi corak, warna serta pemakaian, ter­utama lurik Tuban( Gb. l26b) dan memperkenalkan bermacam kerajinan rakyat Tuban.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *