Sejarah dan Ciri Khas Batik Sidoarjo

NEGERISATU.ID – Sejarah Batik Jetis Sidoarjo, bermula dari seseorang pendatang dari saudara kerajaan yang bertempat tinggal di kampung Jetis, awal mulanya dia menyamar henjadi orang dagang di pasar kaget yang terletak di kampung jetis. Laki- laki pendatang yang diketahui warga jetis dengan panggilan Mbah Mulyadi, seseorang yang sopan serta hormat pada seluruh orang serta taat beragama.

Dia melaksanakan pendekatan dengan warga kampung Jetis dengan mengajak sholat berjama’ ah, mengarahkan Al- Qur’ an. Mbah Mulyadi pula mendirikan masjid di wilayah tersebut serta berikan nama masjid tersebut Masjid Jamik Al- Abror. Masjid ini didirikan pada tahun 1674, bersamaan ekspedisi waktu penduduk dekat masjid seluruh aktif melaksanakan ibadah, hingga wilayah tersebut dinamakan desa Pekauman, tempat bermukimnya para kalangan( istilah untuk penganut Agama Islam).

Tidak hanya tokoh warga yang religious Mbah Mulyadi pula mengarahkan metode membatik, pada komunitas jama’ ah masjid jamik, hingga tidak salah apabila Mbah Mulyadi ini ialah pelopor pembuatan batik Jetis Sidoarjo. Komunitas jama’ ah masjid jamik ini tumbuh jadi sebagian perkumpulan semacam perkumpulan pengajian, membuat ikatan persaudaraan antar para pengrajin batik terus menjadi erat. Motif batik gadag ialah bentuk dari persatuan serta persaudaraan antar pengrajin batik Sidoarjo yang ditafsirkan dalam wujud rangkaian bunga.

Perkembangan Motif Batik Jetis Sidoarjo

Motif batik Jetis Sidoarjo hadapi pertumbuhan dari tahun 1980an motif- motif batik Jetis banyak bermunculan tipe serta rupanya hingga tahun 2010. Awal mulanya para pengrajin cuma memiliki sebagian motif bawah saja tetapi saat ini para pengrajin mempunyai banyak motif yang bermacam- macam. Motif- motif yang terdapat pada tahun 1980an Dari segi warna, batik khas Sidoarjo tidak begitu mencolok serta cenderung bercorak hitam( cokelat) serta motifnya tidak terdapat yang mengenakan fauna.

Tahun 1675 batik Jetis Sidoarjo masih memakai warna bawah hitam ialah coklat soga serta pola penggambarannya masih simpel. Tetapi, sebab konsumen mayoritas warga pesisir yang menggemari warna cerah serta terang, hingga pengrajin batik Sidoarjo juga menjajaki permintaan tersebut. Hingga timbul motif mencolok semacam merah, biru, gelap serta sebagainya. Sebab seperti itu, Sidoarjo pula populer dengan batik motif Madura. Motif yang terdapat pada tahun 1980an merupakan Motif Beras Utah, Kembang Tebu, Kembang Bayem, serta Sekardangan.

Motif yang terkenal pada tahun 1980an merupakan motif Beras Utah serta Kembang Tebu, motif ini ialah visualisasi hasil bumi yang sangat banyak di Sidoarjo, motif beras utah disajikan dengan serasi antara objek flora yang sudah distilasi dengan isen- isen beras utah, tidak terdapat yang silih mendominasi. Karakteristik khas batik Jetis ditunjukkan dengan warna yang berani ataupun mencolok. Motif beras utah memiliki banyak warna, lebih dari 3 warna yang digunakan. Umumnya pembatik memakai metode colet( kuas) buat membuat warna batik yang lebih bermacam- macam.

Motif beras utah merupakan salah satu motif asli Sidoarjo, perihal ini menampilkan kalau Sidoarjo merupakan penghasil beras, dibuktikan dengan web Candi Pari, serta tempat penggilingan padi dahulu erada di jalur Gajah Mada( gedung Ramayana).

Motif Batik Asli Batik Jetis Sidoarjo

Saat ini motif Asli batik jetis semacam motif beras utah, sekardangan, serta kembang tebu yang masih memakai warna hitam mulai tergeser. Tetapi tidak lenyap begitu saja, cuma bila terdapat konsumen yang memesan motif tersebut hingga pengrajin baru hendak buatnya. Sebagian pengrajin saja yang masih melestarikan motif- motif asli batik Jetis Sidoarjo.

Dini kemunculan batik Jetis Sidoarjo yang sangat diketahui merupakan batik motif sekardangan serta rupanya cuma bercorak coklat, biru tua, serta jingga tua. Awal mulanya tidak terdapat motif sekardangan memakai warna terang tetapi sebab permintaan pasar/ konsumen sehingga para pengrajin membuat warna yang terang serta menyolok semacam merah, kuning, biru muda, merah muda, serta jingga.

Dengan memodifikasi sebagian motif serta warna batik hingga hendak lebih banyak mendatangkan konsumen. Buat penuhi permintaan pasar/ konsumen para pengrajin batik Jetis Sidoarjo memilah buat memodifikasi motif klasik dicampur dengan motif yang baru misalkan motif beras utah dihiasi dengan motif kipas.

Masih terdapat pengrajin batik yang melestarikan serta memperkenalkan motif asli Sidoarjo, serta banyak pihak yang menginginkan motif asli Jetis Sidoarjo dipertahankan, sebab motif- motif seperti itu yang jadi bukti diri serta sejarah dari kabupaten Sidoarjo tertuang.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *