6 poin tentang Suku Bajau, Suku Manusia Air

Manusia adalah makhluk sempurna yang diciptakan oleh Tuhan karena diberkahi dengan kecerdasan. Selain berkembangnya akal, tubuh manusia juga tumbuh dengan beradaptasi dengan lingkungan dan praktik yang diceritakan masyarakat, misalnya apa yang terjadi pada Suku Bajau.

Secara tradisional, orang Bajau tinggal di sepanjang pantai hingga desa mereka atau lebih dikenal dengan rumah terapung karena rumah atau desa mereka sebenarnya terapung di atas air.
Lantas mengapa orang Bajau disebut orang air?

Apakah karena mereka hidup di air? Hmm, menurutku begitu. Selain itu, ada beberapa hal menarik yang perlu diketahui tentang Suku Bajau ini.

Berikut adalah 6 poin tentang Suku Muda

1. Remaja buta huruf.

Aneh memang, tapi itulah fakta yang ditemukan pada suku Bajau di Indonesia bagian timur. Hal ini sering terjadi ketika pendidikan bukanlah hal utama yang harus dilakukan. mereka hidup dari menangkap ikan dilaut untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari hari.

2. Anak-anak dari lahir sampai mati berada di dalam perahu.

Seluruh kehidupan orang Bajau berada di atas air, dari saat mereka pertama kali melihat dunia sampai mereka mati. kehidupan mereka sangat tergantung pada hasil tangkapan ikan dilaut untuk makanan mereka sehari hari. Mereka akan sering menukar hasil tangkapannya dengan barang-barang yang mereka butuhkan dari masyarakat daratan.
Padahal, Suku Bajau adalah suku nomaden atau sering berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dan percaya pada animisme dan kekuasaan. Tapi sekarang orang Bajau sudah punya agama, contohnya Islam.

mereka akan melakukan ritual untuk penguburan ketika mereka meninggal. Namun sebelum melakukan ritual tersebut didahului dengan ritual jenazah menurut syariat Islam.

3. Tubuh yang dapat beradaptasi.

Sebuah studi oleh Melissa Iladro, seorang dokter medis di Universitas Kopenhagen, menemukan bahwa orang-orang Juu mampu beradaptasi dengan lingkungan baru mereka. Dapat dilihat bahwa limpa mereka lebih besar dan lebih kuat dari rata-rata orang.
selanjutnya dalam riset tersebut juga ditemukan bahwa suku Bajau memiliki gen spesifik yang disebut PDE10A. PDE10A berfungsi sebagai pengatur hormon tiroid yang mengontrol besar kecinya  limpa. Limpa atau hati sangat penting untuk perendaman karena limpa melepaskan banyak oksigen ke dalam darah ketika tubuh berada di bawah tekanan atau menahan napas di bawah air.

4. Remaja tidak mengenal usia.

Kehidupan perantau Bajau membuat mereka sulit untuk serius dalam menempuh pendidikan sekolah. Hal ini mengakibatkan mereka tidak mengetahui kitab suci dan membaca dengan benar. Plus, mereka bahkan tidak peduli berapa usia Anda sekarang.
Sebagian besar masyarakat Bajau di daerah Berau dan Wakatobi tidak menjawab saat ditanya berapa usia mereka sekarang. mereka tidak pernah tau berapa umur mereka dan kapan mereka dilahirkan

5. Mereka membenamkan diri dengan setia.

Laut adalah tempat orang-orang Jauan menaruh harapan dalam hidup. Mereka akan menangkap setiap hari untuk memenuhi kebutuhan mereka. Jadi bagaimana? Metode mereka yang paling umum adalah menyelam dan memancing dengan tombak atau menyelam di antara bebatuan untuk mencari siput dan lobster.
Anak-anak kecil telah diajari berenang dan menyelam sejak bayi. Jadi tidak diragukan lagi karena budaya dan apa yang harus mereka lakukan, orang Jajau dikenal sebagai pendaki yang setia. Mereka bisa bertahan lebih lama saat menyelam tanpa menggunakan peralatan menyelam konvensional.

6. Bangsa yang tidak memiliki tanah.

Suku ini merupakan kelompok nomaden. tetapi, Bajau yakin nbahwa mereaka adalah  penduduk asli Filipina, namun Filipina  tidak mengakui kepastian kewarganegaraan Bajau. Apalagi generasi ini juga berkiprah di tiga negara, yakni Indonesia, Malaysia, dan Filipina

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *